Kepingan tengkorak manusia purba ditemukan di Situs Semedo, Kecamatan
Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Temuan ini mengungkap
fakta bahwa penyebaran Homo erectus tidak hanya di Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur saja, tetapi juga di daerah belahan Barat-Utara Jawa Tengah.
Setelah lebih dari setengah tahun meneliti, tim
ahli dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran menyimpulkan
bahwa fosil tersebut berusia sekitar 700.000 tahun lalu pada Kala
Plestosen Tengah.
Temuan Homo erectus di Semedo ini membuka cakrawala baru bagi penelitian Homo erectus di Pulau Jawa.
Menurut
Harry, fosil manusia di Semedo ini adalah yang pertama kali ditemukan
di belahan Barat-Utara Jawa Tengah. Selama ini temuan manusia purba Homo erectus banyak ditemukan di Jawa Tengah bagian timur (Sangiran, Ngandong, dan Sambungmacan) dan Jawa Timur (Trinil dan Mojokerto).
Fosil
yang ditemukan itu berupa kepingan-kepingan bagian tengkorak kepala
seperti tulang tengkorak bagian belakang, sepasang tulang tengkorak di
belakang dahi dan tulang pertautannya, dan tulang berbentuk cekungan
tempat melekatnya otak belakang. Fosil itu ditemukan Dakri, seorang
petugas keamanan di Situs Semedo, di sebuah anak Sungai Kawi.
Harry
Widianto, Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Selasa
, 18 April 2012, mengatakan, fosil tersebut sebenarnya sudah ditemukan pada
bulan Mei 2011 lalu. Namun para ahli membutuhkan waktu hampir satu
tahun untuk menyimpulkan bahwa fosil tersebut berasal dari Kala
Plestosen Tengah.
"Kami tidak bisa terburu-buru dan langsung
menyimpulkan bahwa fosil yang ditemukan benar-benar berumur tua. Butuh
proses penelitian yang memakan waktu," kata Harry.
Situs Semedo
merupakan situs manusia purba yang paling akhir ditemukan. Keberadaan
situs ini diketahui ketika Dakri, Duman, Sunari, dan Ansori, penduduk
setempat, menemukan himpunan fosil-fosil vertebrata pada bulan Juni
2005. Temuan itu kemudian dilaporkan ke Balai Penelitian Situs Manusia
Purba Sangiran.
Dakri (54), petugas keamanan Situs Semedo
mengungkapkan, ketika sedang melintasi anak Sungai Kawi ia melihat
tengkorak kepala manusia. Sekilas bentuk tengkorak kepala itu sebagian
seperti kelapa yang dibelah. "Saya tidak berani melaporkan ke Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Tegal sebelum saya melaporkannya sendiri ke
Sangiran," kata warga asli Tegal ini.
Penelitian dari berbagai
disipilin ilmu kemudian dilakukan di Semedo. Mereka yang terlibat
adalah para ahli paleoanthropologi, paleontologi, arkeologi, geologi,
dan berbagai disiplin Ilmu Kuarter lainnya.
Sebelum menemukan Homo erectus, para
ahli juga telah meneliti hasil temuan berupa fosil binatang vertebrata
dan alat batu paleolitik. Dengan ditemukannya manusia, maka lengkap
sudah bahwa situs yang terletak di jajaran Pegunungan Serayu Utara ini
memberikan data tentang evolusi manusia, budaya dan lingkungannya sejak
1,5 juta tahun lalu.
"Jadi manusia purba Homo erectus telah
menjangkau daerah barat di jajaran Pegunungan Serayu Utara, jauh dan
terpisah dari saudara-saudaranya yang selama ini menguasai habitat di
Cekungan Solo, Pegunungan Kendeng dan daerah alluvial Bengawan Solo,"
ungkap Harry.
Ia menambahkan, dengan ditemukannya Homo erectus di
Semedo, penelitian manusia purba diorientasikan pula ke endapan-endapan
purba di Jawa bagian barat yang selama ini kurang diperhatikan
peneliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar