Pemerintah Indonesia kecewa atas langkah Korea Utara melakukan
peluncuran roket jarak jauh pada Jumat, 13 April 2012 pukul 07.39 waktu
setempat (atau pukul 05.39 WIB). Peluncuran roket ini dilakukan kendati
masyarakat internasional telah menentang peluncuran roket tersebut.
"Namun
yang dibutuhkan pada saat kritis saat ini adalah kita harus tetap
tenang dan menahan diri. Kita mengingatkan pentingnya mengedepankan
diplomasi dan dialog agar Semenanjung Korea aman dan damai," kata Marty
.
Ia mengatakan,
hubungan antara Indonesia dan Korut dalam keadaan baik. Terkait
peluncuran roket, Indonesia dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan
pendapatnya secara tepat, terukur, dan cerdas. Cara-cara seperti ini
dipandang lebih dapat diterima Korut ketimbang diplomasi megafon (megaphone diplomacy).
Sebelumnya,
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto
meminta Korut menghindari dan menahan diri dari setiap tindakan yang
justru akan menambah ketegangan baru di Semenanjung Korea.
"Lebih
dari itu langkah-langkah diplomasi dan dialog harus diutamakan dalam
setiap penyelesaian masalah, demi kaeamanan dan stabilitas di
Semenanjung Korea," kata Djoko kepada Kompas.com, Jumat.
Beberapa
saat setelah peluncuran, roket itu dikabarkan hancur menjadi beberapa
bagian. Puing-puingnya jatuh di Laut Kuning di wilayah Korea Selatan,
kata para pejabat Korea Selatan seperti dikutip kantor berita Yonhap.
"Puing-puing
itu jatuh ke laut sekitar 190 kilometer-200 kilometer di barat Kunsan
(sebuah pelabuhan yang terletak di barat daya Korsel)," kata sebuah
sumber militer yang dikutip Yonhap.
"Beberapa menit setelah
peluncuran, roket itu hancur menjadi beberapa bagian dan kehilangan
ketinggiannya," kata jurubicara kementerian pertahanan Korsel, Kim
Min-Seok, kepada wartawan.
Menurut lembaga peyiaran Jepang, NHK,
yang mengutip sebuah sumber kementerian pertahanan negara itu
mengatakan, roket tersebut meluncur sejauh 120 kilometer sebelum
kemudian pecah menjadi empat bagian dan jatuh ke Laut Kuning di barat
Semenanjung Korea.
Korea Selatan mengecam peluncuran roket Korea
Utara sebagai "tindakan provokatif" yang mengancam perdamaian dan
keamanan di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut.
"Peluncuran
(roket) Korea Utara ... merupakan pelanggaran nyata terhadap resolusi
PBB yang melarang peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal
balistik. Ini merupakan tindakan provokatif yang mengancam perdamaian
dan keamanan di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut," kata Menteri
Luar Negeri Korae Selatan, Kim Sung-Hwan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar