Pemerintah Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau melestarikan budaya
Melayu melalui pelajaran tata rias pengantin. "Pelatihan ini merupakan
satu upaya untuk melestarikan budaya bangsa," kata Wali Kota Batam Rudi
di Batam, Selasa.
Menurut dia, tata rias pengantin merupakan
budaya yang diturunkan nenek moyang dan patut dilestarikan. Pelatihan
tata rias pengantin selama dua hari itu diikuti 50 peserta yang
merupakan penggiat sanggar seni, tim penggerak PKK kecamatan dan guru
kesenian yang berasal dari Pulau Bulang, Nongsa dan Galang.
Wakil
Wali Kota mengatakan harapannya agar guru kesenian membagikan ilmu yang
diperoleh kepada para siswa. "Sehingga generasi muda selain mendapatkan
ilmu juga dapat melestarikan nilai-nilai seni budaya khususnya Melayu,"
kata Wakil Wali Kota.
Selain itu, ia mengatakan pelatihan dapat
digunakan untuk memberdayakan perempuan untuk mencari penghasilan
tambahan. "Hasil dari pelatihan ini juga bisa dijadikan sebagai mata
pencaharian untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga," kata dia.
Ketua
Panitia Pelatihan Tata Rias Pengantin Endi Fauzimar mengatakan,
beberapa profesional rias pengantin siap menularkan ilmunya pada
peserta. "Melalui pelatihan ini diharapkan keterampilan para perias
pengantin dapat meningkat sehingga dapat menularkannya kepada
masyarakat. Juga dapat melestarikan nilai-nilai seni budaya khususnya
Melayu," kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri
mengatakan pelestarian budaya amat penting agar tidak dimakan arus
globalisasi. Apalagi letak geografis Batam yang berdekatan dengan
Singapura dan Malaysia.
Kota Batam terletak di Semenanjung Malaka
yang kental dengan budaya Melayu. Meskipun kota industri yang sebagian
besar penduduknya merupakan pendatang, namun pemerintah kota terus
berupaya menjaga kelestarian budaya Melayu sebagai warisan nenek moyang.
Selain
melalui pelatihan tata rias pengantin, Pemkot Batam juga melestarikan
budaya melalui Sea Eagle Boat Dragon Race dan beberapa kegiatan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar