Ilmuwan berhasil menemukan serangga
langka yang dijuluki lobster pohon (Dryococelus australis) setelah diduga
punah selama 80 tahun. Spesies tersebut ditemukan di Piramida Bola, sisa erosi
gunung api dan kaldera yang terbentuk 7 juta tahun yang lalu, memiliki
ketinggian 562 meter dan terdapat di Pulau Lord Howe, Pasifik Selatan,
Australia.
Serangga langka tersebut ditemukan di
ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Makhluk itu ditemukan membentuk
koloni di satu-satunya pohon yang terdapat di batuan Piramida Bola.
Menggambarkan penemuan itu, Nicholas Carlile seperti dikutip Daily Mail, Kamis, 1 Maret 2012,
mengatakan, "Ini seperti kembali ke masa Jurrasic di mana serangga
memimpin dunia."
Lobster pohon langka yang ditemukan
memiliki ciri unik. Tubuhnya berwarna coklat tua mengilat serta ukurannya
mencapai 12 cm, menjadikannya serangga terbesar yang tak bisa terbang. Penemuan
serangga ini sebenarnya sudah cukup lama, yaitu pada tahun 2001 lalu. Bersama
Carlile, ilmuwan lain yang terlibat penemuan adalah David Priddel.
Setelah penemuan itu, ilmuwan
memutuskan untuk mengambil empat spesimen untuk dikembangbiakkan. Dua spesimen
mati, sedangkan dua lagi berhasil dibawa ke Kebun Bintang Melbourne. Kini, dari
dua indukan yang dinamai Adam dan Hawa, ilmuwan berhasil mengembangkan 11.367
bayi yang seluruhnya diinkubasi. Sebanyak 700 individu dewasa juga terdapat di
penangkaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar