Sejumlah siswi Indonesia dari 40 SMA di nusantara terlibat dalam proyek
penelitian biji dari misi luar angkasa. Penelitian para siswi ini
adalah bagian dari program L'oreal Girls Science Camp (LGSC) 2012,
sebuah kompetisi sains yang ditujukan khusus bagi siswi SMA Kelas X.
Dalam proyek penelitian ini, siswi diajak mengamati perkembangan biji
tanaman Garden Balsam (Impatiens balsamina) yang sebelumnya telah dibawa ke luar angkasa.
Biji
Garden Balsam sebelumnya telah dibawa ke antariksa lewat pesawat ulang
alik Discovery. Biji dibawa selama 6 bulan dalam program Space Seeds for
ASEAN Future yang diselenggarakan Japan Aerospace Exploration Agency
(JAXA) dan negara-negara Asia Tenggara. Program LGSC 2012 menantang
para siswi untuk melihat perbedaan biji Garden Balsam yang sempat
dikirim ke antariksa dan yang tidak. Metode dan analisis dari setiap
siswi akan dilihat.
Saat ini, telah terpilih 15 tim sebagai
finalis. Mereka akan mempresentasikan hasil penelitian di Rumah
Jambuluwuk, Ciawi, pada Rabu (16/5/2012). Pihak L'oreal sebagai
penyelenggara mengungkapkan bahwa penyelenggaraan LGSC 2012 tak lepas
dari upaya memasyarakatkan sains dan menarik minat remaja putri ke dunia
ilmu pengetahuan.
"Sains telah menjadi dasar dari inovasi L'oreal
dari seluruh dunia. Memahami bahwa sains dan riset merupakan dasar
penting bagi pembangunan si sebuah negara," kata Vismay Sharma, Presiden
Direktur L'oreal Indonesia.
Proyek LGSC kali ini diadakan dengan
kerjasama bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Pihak LAPAN menyediakan bibit dari luar angkasa yang dijadikan objek
penelitian.
Clara Yono Yatini, Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN,
mengatakan, "Remaja bisa memiliki ketertarikan dan kepedulian pada
antariksa. Ini bisa didapatkan dengan penelitian biji ini."
Penelitian
biji adalah salah satu cara mengeksplorasi antariksa. Fakta ataupun
pertanyaan baru bisa didapatkann seperti apakah ada makhluk hidup di
luar angkasa dan apakah mungkin makhluk hidup di Bumi bisa hidup di
antariksa. Clara menjelaskan, kepedulian pada antariksa akan mendasari
sikap kita pada Bumi.
"Jika ternyata bahwa Bumi adalah
satu-satunya tempat yang bisa dihuni, maka kita harus sadar bahwa kita
harus menjaganya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar