Hanya segelintir orang yang
dianugerahi kejeniusan di usia muda dan kali ini yang memilikinya ada
seorang bocah 3 tahun. Emmelyn Roettger asal Washington, Amerika
Serikat, ini memiliki IQ 135.
Tak ayal, Emme dinobatkan sebagai anggota Mensa termuda, sebulan sebelum usianya genap 3 tahun. Mensa adalah organisasi internasional yang berisi orang-orang jenius, Albert Einstein dengan IQ 160 termasuk salah satu anggotanya. Sedangkan Mensa Kids membantu mengarahkan anak-anak dengan intelegensi tinggi.
Di usia balita, Emme mulai mempelajari matematika dan menunjukkan kecerdasan di bidang verbal. Di usia 2 tahun ia bisa berhitung hingga 100 dan menulis surat. Sekarang ia sudah mengenal konsep metamorposis, senang mengeksplorasi dunia hewan, astronomi hingga kedokteran.
Kejeniusan Emme ini awalnya dianggap sebagai autisme oleh keluarga dan para dokter. Pasalnya, ia tidak tertarik dengan mainan dan enggan merangkak. Kemudian baru diketahui jika itu disebabkan oleh gangguan di bagian mata, sehingga Emme diberi kacamata di usia 10 bulan.
"Jelas sekali keterlambatan yang dialami Emme disebabkan oleh gangguan di sekitar mata," ujar sang ibu, Michelle Horne. "Sejak memakai kacamata, Emme mulai aktif."
Tak ayal, Emme dinobatkan sebagai anggota Mensa termuda, sebulan sebelum usianya genap 3 tahun. Mensa adalah organisasi internasional yang berisi orang-orang jenius, Albert Einstein dengan IQ 160 termasuk salah satu anggotanya. Sedangkan Mensa Kids membantu mengarahkan anak-anak dengan intelegensi tinggi.
Di usia balita, Emme mulai mempelajari matematika dan menunjukkan kecerdasan di bidang verbal. Di usia 2 tahun ia bisa berhitung hingga 100 dan menulis surat. Sekarang ia sudah mengenal konsep metamorposis, senang mengeksplorasi dunia hewan, astronomi hingga kedokteran.
Kejeniusan Emme ini awalnya dianggap sebagai autisme oleh keluarga dan para dokter. Pasalnya, ia tidak tertarik dengan mainan dan enggan merangkak. Kemudian baru diketahui jika itu disebabkan oleh gangguan di bagian mata, sehingga Emme diberi kacamata di usia 10 bulan.
"Jelas sekali keterlambatan yang dialami Emme disebabkan oleh gangguan di sekitar mata," ujar sang ibu, Michelle Horne. "Sejak memakai kacamata, Emme mulai aktif."
Meski diakui oleh Mensa namun Emme masih diragukan oleh sejumlah ahli. Mereka mempertanyakan ukuran penilaian kejeniusan pada anak-anak. "Untuk menjadi seorang jenius diperlukan lebih dari sekedar unggul di satu bidang saja," ujar psikolog kognitif, Scott Barry Kaufman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar