Senin, 17 November 2014

Kitab Taurat, Zabur dan Injil


A.      Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab taurat berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil, sebagaimana dalam firman Allah SWT, “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa.” (QS. Al Baqarah: 87). “Dan Kami berikan kepada Musa kitab Taurat dan Kami jadikan kitab Taurat petunjuk bagi Bani Israil.” (QS. Al Isra: 2).
Kitab Taurat ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab (terdiri dari Thora, Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen menamainya Perjanjian Lama (Old Testament). Konon kitab Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi Musa as. dan dibagi menjadi lima kitab :

1.    Kitab Kejadian (Genesis) yang mengisahkan kejadian alam semesta, kejadian Nabi Adam as. dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari surga, dan turunnya Nabi Adam as. dan sejumlah Nabi sampai dengan Nabi Yusuf as.
2.    Kitab Keluaran (Exodus) yang mengisahkan tentang keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akibat penindasan Fir’aun, keberadaan Nabi Musa as. di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa as. terhadap Yahwe (Allah SWT), sampai turunnya Sepuluh Perintah.

Flora dan Fauna


Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna yaitu :

1.      Iklim
Unsur-unsur cuaca dan iklim seperti suhu udara, curah hujan, kelembapan udara, tekanan udara dan angin, akan mempengaruhi kondisi ligkungan dan sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Misalnya daerah yang memiliki curah hujan dan kelembapan udara yang tinggi cenderung memiliki vegetasi (jenis tumbuhan) yang beragam.  Sehingga pada daerah dengan kondisi memiliki curah hujan dan kelembapan  yang tinggi banyak didapatkan hutan hujan tropis. Beragamnya jenis pepohonan juga akan menyebabkan beragamnya hewan yang dapat hidup dan berkembang biak di tempat tersebut.

2.      Kondisi Tanah
Kondisi tanah akan berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah. Kondisi tanah dipengaruhi juga oleh iklim dan batuan induk atau bahan penyusun tanah. Unsur iklim dan cuaca seperti air hujan dan suhu udara yang tinggi (panas) akan mempercepat terjadinya pelapukan batuan (pelapukan secara mekanis). Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh batuan induk penyusunnya. Misalnya hasil lapukan batuan kapur akan menghasilkan tanah laterit yang kurang subur, sedangkan tanah dari endapan vulkanik gunung berapi akan menghasilkan jenis tanah endosol yang subur.

Jumat, 14 Februari 2014

MENGAPA DIY - JATENG MASIH HUJAN ABU PASIR, TAPI KEDIRI - BLITAR CERAH?


Dampak erupsi G. Kelud telah menyebabkan hujan abu merata di beberapa wilayah di luar dari daerah terdekat dari G. Kelud. Sejak pukul 08.00 Wib (Jumat, 14/2) cuaca di Kediri dan Blitar cerah. Sudah tidak ada hujan abu pasir. Sinar matahari tembus sampai permukaan tanah dan langit terlihat biru. Namun di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan DIY dilaporkan masih terjadi hujan pasir. Erupsi G. Kelud pada Kamis (13/2) pukul 23.30 wib setinggi 17 km dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. BMKG menganalisis, abu dan pasir pada lapisan 1.500 m terbawa ke arah Timur Laut, pada lapisan 5.000 m ke arah Barat Laut dan pada 9.000 m ke arah barat. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari G. Kelud. Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogya, Sleman, Kulon Progo, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung dan sebagainya yang terkena abu dan pasir